SEJARAH SANDWICH
Begitu
mendengar kata “sandwich”, mungkin akan langsung terbayang roti tawar
isi dengan daging dan selada yang dipotong secara diagonal. Padahal
beberapa makanan yang telah populer di Indonesia seperti burger, hotdog,
dan kebab, sebenarnya juga masuk dalam kategori sandwich. Secara
sederhana, sandwich terdiri dari 2 potong roti atau lebih, yang ditambah
dengan berbagai isian berupa daging, sayuran, keju, dan saus. Umumnya,
nama sandwich ditentukan dari jenis filling yang
digunakan. Namun ada juga sandwich yang menggunakan topping, dimana
sandwich seperti ini dinamakan open sandwich. Pada perkembangannya,
istilah sandwich juga berkembang menjadi kata kerja yang artinya
memposisikan sesuatu di antara 2 jenis benda lain dengan karakter yang
berbeda. Oleh sebab itu, biskuit Oreo berani mengklaim dirinya sebagai
sandwich.
Konsumsi
sandwich awalnya hanya sebagai menu sarapan, selingan makan siang,
atau bagi orang yang telat makan. Seiring dengan bertambahnya
kesibukan, banyak orang yang menjadikan sandwich sebagai makanan utama
karena sifatnya yang praktis, mudah dibawa dan disimpan, bahkan ada
perusahaan di Amerika yang memiliki ide radikal untuk menjual sandwich
kalengan. Menurut survei smartbread.com, hampir 50% sandwich dimakan
pada saat makan siang, 28% pada saat makan malam dan 20% untuk dibawa ke
luar rumah. Rata-rata orang Amerika mengkonsumsi 193 sandwich per
tahun, atau 4 sandwich per minggu dengan daging ham sebagai isian
favorit.
Sejarah Sandwich
Sejak awal penciptaannya, roti telah dimakan dengan makanan lain. Sejarah mencatat orang bijak Yahudi kuno, Hillel, yang menyuruh untuk membungkus daging domba di antara 2 potong roti selama perayaan Paskah. Konsep sandwich diperbarui di abad pertengahan, yaitu lempengan tebal kasar dan biasanya roti basi, yang disebut “trenchers”, yang digunakan sebagai piring. Karena sudah basi, trencher tidak dimakan, biasanya diberikan kepada pengemis atau anjing. Trencher inilah cikal bakal open sandwich.
Sejak awal penciptaannya, roti telah dimakan dengan makanan lain. Sejarah mencatat orang bijak Yahudi kuno, Hillel, yang menyuruh untuk membungkus daging domba di antara 2 potong roti selama perayaan Paskah. Konsep sandwich diperbarui di abad pertengahan, yaitu lempengan tebal kasar dan biasanya roti basi, yang disebut “trenchers”, yang digunakan sebagai piring. Karena sudah basi, trencher tidak dimakan, biasanya diberikan kepada pengemis atau anjing. Trencher inilah cikal bakal open sandwich.
Nama
“sandwich” sendiri baru ditemukan pada abad ke – 18 secara tidak
sengaja oleh bangsawan Inggris, John Montagu, seorang Earl of Sandwich
IV. Montagu sangat suka bermain kartu sehingga tidak memiliki waktu
untuk makan. Ia menyuruh pelayannya untuk membawakan daging sapi yang
disajikan di antara 2 potong roti, sehingga ia bisa makan sambil tetap
bermain kartu. Pesanan ini diikuti oleh teman-temannnya, mereka memesan,
“Yang sama seperti Sandwich”.
0 komentar:
Posting Komentar